Migrain adalah sakit kepala yang terasa berdenyut dan biasanya terjadi pada salah satu sisi kepala. Migrain dapat berlangsung selama beberapa jam atau bahkan beberapa hari.
Masuk usia lanjut tidak sedikit yang mengeluhkan masalah sakit kepala yang terjadi pada satu sisi yang biasa disebut dengan migrain, dan sakit ini terasa lebih parah. Namun apakah penyakit ini berpengaruh seiring bertambahnya usia?
Tingkat risiko terkena migrain juga bisa dialami oleh anak-anak dan remaja. Oleh karena itu penuaan tidak semata-mata meningkatkan risiko penyakit migrain. Meskipun begitu, perubahan atau kebiasaan tertentu seiring bertambahnya usia dapat menyebabkan sakit kepala.
Lantas bagaimana jika migrain di usia tua terasa lebih parah dan membuat kondisi semakin buruk? Bisa saja perubahan kebiasaan berpotensi menjadi penyebabnya. Berikut adalah 6 alasan penyebab migrain dilansir dari Livestrong.
Stres yang tidak terkendali adalah penyebab utama migrain serta sakit kepala menurut Kantor Kesehatan Wanita. Mengatasi stres semakin sulit seiring bertambahnya usia karena hal-hal seperti penyakit kronis, kurang tidur, dan tantangan hidup yang umum.
Hormon estrogen dan progesteron, yang mempengaruhi siklus menstruasi bulanan, juga dapat mempengaruhi zat kimia di otak yang memicu sakit kepala. Fluktuasi hormon ini dapat menjadi lebih drastis selama perimenopause (periode ketika tubuh Anda mulai beralih ke menopause), yang dapat menyebabkan migrain yang lebih sering dan lebih parah menurut Mayo Clinic. Kabar baiknya adalah bahwa migrain terkait hormon biasanya tidak berlangsung selamanya. “Biasanya ada peningkatan drastis setelah menopause,” kata Dr. O’Mahony.
“Terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan sakit kepala lebih sering,” kata Dr. O’Mahony. Faktanya, sekitar sepertiga orang yang mengalami migrain mengatakan bahwa minum adalah pemicunya, menurut Harvard Health Publishing. Terlebih, kondisi menua membuat kondisi lebih rentan mabuk sehingga rasa pusing pun menjadi lebih parah dan cepat.
Sama seperti alkohol, kandungan kafein pada kopi juga bisa menjadi pemicu migrain, kata Dr. O’Mahony. Orang yang minum tiga atau lebih minuman berkafein per hari lebih mungkin terkena migrain dibandingkan dengan mereka yang hanya minum satu atau dua, menurut sebuah studi Agustus 2019 di American Journal of Medicine .
Penuaan sering disertai dengan lebih banyak masalah tidur, termasuk kesulitan tidur, bangun lebih sering dan bangun lebih awal, menurut National Library of Medicine. Dalam sebuah penelitian terhadap orang yang mengalami migrain, mereka yang kualitas tidurnya dinilai paling rendah cenderung memiliki jumlah migrain yang lebih tinggi per bulan dibandingkan dengan mereka yang tidur lebih nyenyak, menurut hasil April 2019 di Medicine.
Itu lah beberapa alasan penyebab penyakit migrain yang lebih parah dan sering menyerang di usia tua. Tetapi sakit kepala ini dapat dikelola dengan kombinasi pengobatan dan perubahan gaya hidup agar tidak terlalu parah dan sering.
Simak informasi seputar Lifestyle dan Community serta berita lainnya di Instagram @bintaroandbeyond dan bintaroandbeyond.com