Subvarian Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia

Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5
Subvarian Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia

Subvarian Covid-19 telah terdeteksi di Indonesia. Jubir Kemenkes Mohammad Syahril mengatakan subvarian ini merupakan varian baru dari Omicron yakni BA.4 dan BA.5.

Di Indonesia, melansir dari Kementerian Kesehatan, kasus Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 pertama ada di wilayah Bali, terhitung sebanyak 4 kasus.

Lebih lanjut, Jubir Kemenkes RI Mohammad Syahril, mengatakan di tingkat global secara epidemiologi subvarian BA.4 sudah dilaporkan sebanyak 6.903 sekuens melalui GISAID.

Laporan tersebut berasal dari 58 negara dan ada 5 negara dengan laporan BA.4 terbanyak, antara lain Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel.

Tingkat Pengurutan Genom Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5

Pakar kesehatan dr. Andani Eka Putra, pentingnya meningkatkan pengurutan genom menyeluruh (whole genome sequencing/WGS) untuk mendeteksi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 guna mendukung upaya pengendalian penyebaran Covid-19.

Mengutip dari detik health mengenai tanda-tanda atau gejala subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Simak penjelasan di bawah ini.

Gejala umum Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5:

Demam
Batuk
Kelelahan
Hilangnya rasa atau bau

Gejala Omicron BA.4 dan BA.5 yang kurang umum:

Sakit tenggorokan
Sakit kepala
Sakit dan nyeri
Diare
Ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki
Mata merah atau iritasi

Terlebih rata-rata pasien yang mengalami positif kasus subvarian baru sudah vaksin Booster bahkan sampai ada yang 4 kali divaksin Covid-19.

Meskiput sudah vaksin lengkap, paparan subvarian ini bisa terjadi. Oleh karena itu selalu menjaga protokol kesehatan guna mencegah penyebaran yang lebih luas.

Subvarian tersebut diketahui memiliki tingkat kesakitan rendah pada pasien yang terkonfirmasi positif.

Kendati demikian, masyarakat untuk tetap waspada mengingat subvarian baru Omicron itu memiliki kemampuan untuk menurunkan terapi antibodi monoklonal serta mampu untuk menghindar atau lolos dari kekebalan yang sudah ada pada seseorang, baik dari vaksinasi atau secara alamiah.

Give a comment

You must logged in to give a comment.